Jumat, 27 September 2013
Imam Bukhari dan Muslim dalam kitab shahihnya, meriwayatkan sebuah kisah yang bersumber dari sahabat Abu Sa'id Sa'ad bin Malik bin Sinan al-Khudri. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah menceritakan bahwa pada zaman dahulu ada seorang laki-laki yang sangat kejam. Ia telah membunuh 99 orang.
Suatu hari, si pelaku merasa menyesal atas berbagai perbuatan yang telah dilakukannya. Ia pun lantas berusaha mencari manusia yang paling berilmu di atas dunia ini. Ia lalu mendatangi seorang alim yang ahli beribadah dan bercerita tentang masa lalunya. Saat bertemu, dia lalu mengutarakan maksudnya untuk bertaubat dan menjadi orang yang saleh.
Sayangnya, tanpa landasan keilmuan yang kuat, orang alim ini menjawab, bahwa dosa pembunuh tak akan diampuni Allah. Mendengar jawaban itu, lalu timbul amarahnya. Tanpa berpikir panjang, penjahat ini langsung membunuh orang alim tersebut. Maka, genaplah 100 orang yang telah dibunuhnya.
Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan dan mencari orang yang lebih alim. Ketika bertemu dengan orang yang dicarinya, dia pun menyampaikan keinginannya untuk bertaubat.
Dengan keilmuannya, orang alim ini menjawab bahwa Allah akan mengampuni taubat orang jika dilakukan secara benar-benar. Orang alim itu memberikan nasihat, agar si penjahat segera menjauhi teman-temannya yang jahat, serta memintanya untuk bergaul dengan orang-orang yang saleh. Sebab, pergaulan yang salah akan menjerumuskan seseorang dalam perbuatan mungkar.
Pembunuh kejam ini mematuhi nasihat orang alim itu. Ia bertaubat dan menyesali dosa-dosanya. Ia juga menjauhi teman-temannya yang jahat dan pergi mencari perkampungan tempat orang-orang saleh. Namun, ketika ia masih berada dalam perjalanan, ajal tiba.
Ia menghadap Allah dengan hanya membawa niat tulus, menjadi orang yang baik. Malaikat pun sempat berebut untuk membawanya. Ada yang ingin membawanya ke neraka, dan yang lain ingin membawa ke surga. Setelah diukur, jarak yang ditempuhnya untuk bertaubat, lebih panjang dibandingkan dengan tempat kawan-kawannya yang berbuat maksiat. Singkat cerita, pembunuh yang telah bertaubat itu kemudian dibawa ke surga.
Hikmah dari kisah ini, di antaranya, adalah perintah agar kita bergaul dengan orang-orang yang saleh, dan menjauhi orang yang berbuat maksiat.
Dalam konteks keindonesian yang sedang marak dengan kasus hukum, jika kita ingin menjadi orang yang bebas dari korupsi, maka kita jangan bergaul dengan koruptor atau masuk ke dalam institusi yang sarat dengan potensi terjadinya korupsi . Hal ini dapat dirunut dari banyaknya kasus korupsi di Indonesia yang dilakukan secara berjamaah.
Dalam kasus lain, Indonesia belakangan diguncang kasus terorisme. Peristiwa terorisme teranyar adalah aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Solo. Dari kasus itu diketahui, banyak anak muda terjerumus masuk dalam jaringan teroris.
Saatnya kita memagari anak-anak kita, jangan sampai salah pergaulan dan masuk jaringan komunitas teroris. Semoga Allah senantiasa memberi hidayah kepada kita sehingga selalu berbuat baik, hingga kita menghadap kepada-Nya dengan husnul khatimah. Amin. Allahu a'lam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar