Sabtu, 23 Februari 2013

Pemikiran Emile Durkheim

Durkheim merupakan tokoh sosiologi klasik yang berasal dari perancis. Sumbangan Durkheim dalam ilmu sosiologi antara lain mengenai struktur sosial, pemikiran Durkheim mengenai struktur sosial terinspirasi dari buku leviathan karangan Thomas Hobbes. Dalam buku tersebut diterangkan bahwa manusia dapat menjadi predator bagi sesamanya atau disebut sebagai homo homini lupus. Konteks sejarah saat itu erat kaitannya dengan revolusi perancis dan revolusi inggris. Oleh karena itu Durkheim mengajurkan diperlukannya sebuah struktur sosial yang dapat membentuk sebuah tatanan sosial yang tertib, rasional, dan moral. Pada dasarnya pemikiran Durkheim dilandasi 2 pemikiran tokoh lain, yaitu Thomas hobbes dan Charles Darwin. Charles Darwin menginspirasi Durkheim mengenai evolusi sosial. Durkheim juga seorang moralis, mengutamakan solidaritas sosial.

     Struktur sosial adalah jejaring berbagai yang ada di masyarakat, punya fungsi masing-masing, dan saling bergantung satu sama lain. Perubahan sosial menurut pandangan Durkheim bersifat negative, berbeda dengan marx yang menyambut perubahan dengan positif. Bagi Durkheim perubahan sosial yang terlalu cepat (revolusi) dapat menyebabkan suatu keadaan disequilibrium atau ketidak seimbangan. Tipe perubahan sosial Durkheim adalah evolusioner, kalau revolusioner miliknya marx. Mengenai revolusi sosial, sejatinya belum pernah terjadi di Indonesia. Tahun 1998 hanyalah revolusi politik atau pergantian rezim, revolusi sosial yang sesungguhnya pernah terjadi di perancis saat revolusi perancis. Suatu keadaan dimana struktur atas dibantai habis, terjadilah perubahan masyarakat secara radikal.

     Sumbangan pemikiran Durkhem yang lain mengenai fakta sosial. Fakta sosial ialah sesuatu yang berada diluar individu bersifat memaksa dan general. Equilibrium atau keseimbangan jika mengalami perubahan akan mengalami disequilibrium lalu menjadi equilibrium baru.
Tatanan -> Struktur -> Jejaring Sistem -> Kumpulan Institusi -> Lembaga, Organisasi, Kelompok sosial -> Individu
     Pranata / Institusi Sosial dalam suatu sistem terdiri dari sekumpulan status dan peran, mempunyai fungsi tertentu sehingga berjalan sebagaimana mestinya, agar tatanan sosial tetap ada dan berkembang dengan tertib. Institusi bukan lembaga, institusi bersifat abstrak, lembaga tidak. Perubahan bisa saja terjadi selama institusi hukum memperbolehkan karena institusi hukum bisa dikatakan merupakan institusi tertinggi. 

     Suatu pola pikir jika membicarakan sistem yang rusak, merupakan tipe pemikiran struktural. Pikiran Durkheim cenderung menjaga status quo karena menjaga keseimbangan atau equilibrium. Supaya individu menjalankan status dan peranannya masing-masing diperlukan sosialisasi dan norma. Misalnya melalui institusi agama dan keluarga. Bagi Durkheim peran agama tetap diperlukan, untuk membuat keseimbangan.
Pemikiran struktural fungsional mempunyai kritik terhadapnya, diantara lain:

  1. Setiap individu dapat mempunyai multiple status dan peran atau status dan peran ganda, hal ini dapat menimbulkan pertentangan. Misalnya ketika seorang anak membuat salah, harus dihukum. Sementara itu ayahnya selain sebagai seorang ayah di rumah juga sebagai hakim. Artinya tidak berjalan pararel atau bersamaan.
  2. Durkheim tidak mengantisipasi dinamika hubungan status dan peran, dianggap statis oleh Durkheim. Misalnya pada zaman dahulu yang bekerja adalah suami, sekarang suami bisa jadi di rumah sementara istrinya yang bekerja.
  3. Tidak memperhatikan relasi antar institusi tertentu dalam masyarakat. Misalnya institusi perkawinan dengan kumpul kebo atau perkawinan sesame jenis. Relasi antar institusi seperti contoh diatas dapat menimbulkan keadaan disequilibrium.
Walaupun demikiran, teori Durkheim tetap masih dapat dipakai sampai sekarang. Berikut ini alasan-alasannya:

  1. Membahas struktur, institusi, dan kelompok sosial yang dikait dalam solidaritas sosial.
  2. Teori Durkheim dapat menjelaskan kaitan individu sampai dengan tatanan sosial.
  3. Bisa membantu secara praktis untuk pihak pembuat kebijakan menyadari pentingya stabilitas sosial.

Secara umum berikut ini kontribusi Durkheim:

  1. Pemikiran konseptual dan metodologis yang komprehensif khususnya berkaitan dengan struktur dan sistem.
  2. Dianggap berhasil meletakkkan positivism dalam sosiologi.
  3. Sumbangan pemikiran mengenai keterkaitan antara struktur sosial, keseimbangan sosial, dan perubahan sosial.
  4. Dapat menjelaskan fungsi solidaritas dalam perubahan masyarakat.
  5. Bisa membantu menjelaskan keterkaitan antara individu dengan struktur. 
Kritik secara umum:
  1. Pemikiran Durkheim cenderunng mempertahankan status quo untuk mempertahankan keseimbangan sosial.
  2. Terlalu menekankan kepada aspek generalisasi yang tinggi secara metodologis sehingga kurang memperhatikan aspek variabilitas.
  3. Secara metodologis, subjek penelitiannya sama seperti ilmu alam.
  4. Kurang bisa menjelaskan terjadinya konflik, malah cenderung menghindari konflik.
  5. Kurang bisa menjelaskan terjadinya revolusi-revolusi dalam peradaban manusia.
  6. Dianggap terlalu menekankan kepada struktur bukan kepada individu.

     Perubahan sosial dalam pemikiran Durkheim itu adalah proses terjadinya diferensiasi structural dan spesialisasi pembagian kerja yang lebih kompleks. Maksud dari diferensiasi structural adalah dimana terjadinya perubahan di dalam struktur masyarakat menjadi lebih kompleks dan menjalanan fungsi yang semakin banyak. Stratifikasi adalah penjenjangan berbasis strata / lapisan didalam masyarakat. Setiap individu dan masyarakat mempunyai fungsinya masing-masing sehingga terjadinya stratifikasi agar sistem tetap berjalan dengan baik.

Berikut ini yang menjadi faktor perubahan sosial menurut Durkheim:

  1. Diferensiasi struktural dan spesialisasi pekerjaan.
  2. Perubahan dari solidaritas mekanik menjadi solidaritas organic.
  3. Integrasi sosial berbasis kepada moral -> berbasis kepentingan.
  4. Kecenderungan terjadinya kondisi anomi dalam transisi dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Anomi adalah kondisi dimana nilai dan norma lama kabur tapi nilai dan norma baru belum terbentuk.
  5. Mendatangkan kemungkinan terjadinya disequilibrium sebelum terbentuknya equilibrium baru. Indikator disequilibrium adalah meningkatnya tingkat kriminalistik dan bunuh diri.

Durkheim mendapat kritik dari Herbert Gans:

  1. Kelompok lapisan bawah menjalankan fungsi vital tetapi peranannya tidak mau diambil oleh kelas lain, misalnya tukang sampah.
  2. Lapisan sosial ini menjalankan fungsi ekonomis penting tapi bisa dieksploitasi untuk menekan ongkos produksi.
  3. Lapisan bawah memproduksi kebutuhan pangan, sandang, dan papan dengan ongkos gaji yang rendah.
  4. Lapisan bawah memberikan dukungan kepada kelas menengah dan kelas atas.
  5. Lapisan bawah menjadi target sasaran penerima sumbangan hari raya keagamaan.

Kelompok sosial menurut Durkheim dibagi atas 2 yaitu kelompok dengan solidaritas mekanik dan solidaritas organik.
1. Solidaritas Mekanik:

  • Ada persamaan perilaku dan sikap.
  • Perbedaan tidak dibenarkan.
  • Diikat kesadaran kolektif yaitu kesadaran bersama yang mencakup keseluruhan, kepercayaan, dan perasaan kelompok. Kesadaran kolektif mempersatukan semua anggota masyarakat
  • Sanksi terhadap pelanggaran diberikan hukuman represif.

2. Solidaritas Organik

  • Spesifikasi pembagian kerja, tiap anggota masyarakat menjalankan peran berbeda tetapi ada saling ketergantungan. Karena saling ketergantungan maka jika ada satu bagian yang tidak berjalan akan mengganggu equilibrium.
  • Struktur masyarakat yang kompleks.
  • Ada kesaling ketergantungan.

Tulisan diatas merupakan catatan pribadi saat kelas teori sosiologi klasik. Maaf bila typo :), semoga bermanfaat :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar