Sabtu, 23 Februari 2013

Mengubah seruan “aksi” yang menakutkan

Disaat menjelang tanggal-tanggal penting seperti Hari Anti Korupsi sedunia dan ketika sebuah isu panas berkembang di masyarakat, tidak jarang sms masuk ke hp kita yang isinya seruan aksi turun ke jalan untuk menyatakan sikap. Rasa-rasanya seram sekali kalimat yang kita terima dalam sms tersebut jika kita baca, tidak hanya melalui sms saja tetapi juga lewat social media berupa facebook, twitter, dan sebagainya. Saya berikan satu contoh, misalnya ketika hari anti korupsi mendapat pesan seperti ini: “Seruan Aksi Gantung Koruptor, minggu 9 Des kumpul di blablabla”.
Ekspresi wajah sontak berubah tidak enak membaca pesan seperti itu, ada kesan ekstrim sekali mentang-mentang hari anti korupsi lalu ada aksi gantung koruptor. Walaupun hanya aksi simbolis saja mungkin makna dari kalimat gantung koruptor itu, tapi tetap saja menyeramkan dan yang ada dalam benak pembaca pesan itu pasti aksi akan berakhir dengan rusuh. Tidak heran seruan aksi seperti ini tidak mendapat perhatian penerima pesan yang diajak oleh si pengirim pesan.
Oleh karena itu menurut saya sudah saatnya cara mengajak orang untuk peduli akan sebuah isu dan tertarik mengetahuinya diganti dengan gaya bahasa yang lebih ringan dan menyenangkan. Hal ini menurut subjektifitas saya telah berhasil dilakukan oleh BEM UI 2012, BEM UI 2012 baru-baru ini tepatnya pada hari minggu 9 Desember 2012 mengadakan aksi sejuta langkah melawan korupsi yang berlangsung di HI dan Istana Negara.
Cara BEM UI 2012 mengajak orang untuk ikut sangat menyenangkan, dimulai dari publikasi melalui akun social media yang isinya penjelasan tentang korupsi, pandangan para pengguna twitter tentang korupsi beserta harapannya kedepan, dan ada kuis kecil-kecilan berhadiah. Penggunaan bahasanya juga tepat dengan kalimat-kalimat ajakan khas anak muda, ajakan seperti ini misalnya “Sebuah pesan untuk Indonesia : kita tidak akan pernah menyerah, karena ada sejuta langkah untuk melawan korupsi! Ayo kita sampaikan pesan ini di Hari Anti-Korupsi sedunia, 9 Desember. Pesan untuk rakyat Indonesia agar tidak pernah lelah melawan korupsi. Pesan untuk KPK agar jangan pernah merasa sendiri memberantas korupsi. Pesan untuk para koruptor bahwa kita tidak akan pasrah atas korupsi. Flashmob, layang-layang antikorupsi, teatrikal, dan longmarch dengan target 2000 mahasiswa. Kamu ikut?”.
Ini merupakan cara yang baru dalam mengajak orang lain untuk ikut dalam aksi turun ke jalan. Aksi turun ke jalan juga menjadi tidak membosankan karena ketika aksi ada sebuah hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya seperti flashmob, jadi aksi tidak melulu identik dengan rusuh dan penuh emosi tapi aksi menjadi menyenangkan dan ramah untuk semua orang. Pada akhirnya ini akan merubah penilaian orang yang selama ini sudah terlanjur mencap bahwa aksi itu hanya membuat rusuh saja.
Jadi sudah saatnya organisasi-organisasi kemahasiswaan bersiap menghadapi perkembangan zaman, ketika mungkin mimbar bebas yang sengaja dibuat untuk memanaskan isu sudah tidak laku lagi harus ditambah dengan kampanye melalui jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Gunakan kata-kata bersahabat, ramah, dan interaktif karena dengan begitu seruan aksi turun ke jalan tidak lagi menakutkan. Inovasi menjadi kata kunci dalam hal ini, semoga kedepan gerakan mahasiswa semakin inovatif.
M. Haikal A. Lasabuda
Staff Humas BEM UI 2012
Sosiologi UI 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar